Penutur Ulang Lukman Hakim Zuhdi Uwais Al Qarni lahir di tengah keluarga miskin di sebuah desa terpencil di dekat Nejed, Yaman. Tidak ada yang mendokumentasikan hari kelahirannya. Ayah dan Ibunya yang taat beribadah, tidak mampu menyekolahkannya. Alhasil, dia mendapat pelajaran seadanya dari orang tua yang sangat dicintai dan ditaatinya. Ayahnya meninggal dunia ketika Uwais kecil. Sementara Ibunya sudah tua renta dan lumpuh. Penglihatannya pun kabur. Uwais tak punya sanak famili. Dalam kehidupan keseharian, Uwais lebih banyak menyendiri dan diam. Dia pemuda yang tinggi badannya sedang, berambut lebat dan merah, matanya biru, pundaknya lapang panjang, serta kulitnya kemerah-merahan. Tidak sedikit kawan-kawan yang sering mengejek, menghina, menertawakan, dan mencapnya anak bodoh. Uwais tidak membalas perlakuan buruk tersebut. Dia lebih senang membantu meringankan beban orang tuanya dengan cara bekerja sebagai penggembala dan pemelihara ternak upahan. Pergaulannya hanya dengan sesama p