Langsung ke konten utama

teringat dipondokan dulu

malam itu malam lebaran...
gw dipondok sendirian.
sial....
temen-temen pada pulang,,,

gw jaga pondok sendirian...(seperti satpam aja gw...! ! !)
pokoknya menurut gw itu malam yang kacau yang pernah ada..
gila aja....gw mencoba melafalkan lafad mulia itu sendirian...
gw gak pergi ke masjid atau mushola, masalahnya hati gw lagi gak mood aja keluar...
didalam kamar yang sepi gw hanya bertemankan bebeerapa nyamuk...(red: gw nyalain obat nyamuk bakar....pada pergi dah...xixixixixi.)..
tapi setelah berfikir sejenak gw takbiran gak sendirian, nyamuk-nyamuk itu juga bertakbir,,pohon disamping kamar juga bertakbir,,semut-semut yang berjalan di dinding tembok juga bertakbir,, dan semua yang ada sepertinya pada bertakbir ( kecuali setan bejat ).....hayo siapa setannya??
pokoknya semua melafalkan yang sangat mulia itu...
kejadian ini gw alami ketika dipesantren futuhiyyah...
setelah merenung beberapa sejenak,gw memutar radio nyulut sebatang rokok dan membuat seember kopi ( beeh.........gak seember ding,,,,ngaggul aja nih gw, cuma secagkir kok....xixixixi........)
sebenernya waktu itu gw kangen banget ma keluarga gw, kangen sobat gw, kangen teman,,pokoknya kangen dengan mereka-mereka yang pernah ada dalam hidup gw..
gw cuma bisa ngebayangin mereka, sepertinya mereka lagi happy-happynya bersama orang-orang terdekatnya....sedangkan gw ngelek sendiri dikamar...pokoknya intinya mereka penuh dengan keceriaan

tanpa air mata....
nah sedangkan gw apa? yang gw lakuin hanya perang batin....
yang lebih sial lagi,gw mw telfon keluarga dirumah gak ada hape ( hape gw gadeeinn )..
setelah beberapa waktu dipojok kamar ternyata rokok gw abis duit pun tinggal 17.000,
mana kiriman masih lama lagi.......duit abis...
yang lebih parah lagi vespa gw jg dipake temen..... sial....sial....
tapi gak apa-apalah gw dapat sedikit pencerahan, gw keinget kata-kata temen gw sauqi afwan tiam yang munulis kata-kata dibinder gw "jangan menjadikan realita sebagai musuh".......
beeh... gw semangat lagi cuy baca kata-kata itu...
dan sepertinya kalopun gw mengeluh toh gak ada artinya, malahan akan membuat keruhnya keadaan...
lanjut.........
tapi setelah gw pikir2 gila juga gw,,orang-orang pada pergi kemasjid takbiran gw malah ngedengerin radio......
wakutu itu gak kerasa udah jam 02:30 pantesan aja lagu-lagu diradio udah gak ada yang ngerock lagi...padahal gw lagi pengen denger lagu-lagu yang membangkitkan semangat gw...
radio udah gak ada Ok... gantian puter kaset...gw put aja lagunya system of a down....beehhhhh..gurih banget cuy....
next....gw mancoba tidur tapi masih lum bisa jg..padahal waktu dah fajar....dan nyamuk-nyamukpun masih setia menemaniku....
sampai subuh gw tetep lum tidur...abis solat subuh gw santai lagi dipojok kamar sembari nunggu solat Ied..mata ini clingak-clinguk mencari sesuatu...etsdah...mata gw tertuju pada segelas kopi
sisa semalem,,, cadaz masih gurih coy...ngak basi loh...biar makin gokil gw puter lagi dah radio tu ... ( biar makin seru suwasana)

Komentar

Sauqi Afwan Tiam mengatakan…
ada lagi gw dulu tuh jadi semangat asal masuk kelas, inget kan lu kata-kata lu di jadwal piket, lu ganti sama kata-kata lu yang bertuliskan JANGAN DIAM SAJA, PERCAYALAH HIDUP INI BUKAN HANYA UNTUK DISAKITI
durronn mengatakan…
hei puan.....
lw masih inget aja kata2 gw.....ckckckck.thanks ya...........

Postingan populer dari blog ini

Lukisan Karya Affandi

Karya Lukisan sang Maestro Afandi yang berjudul "Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan" merupakan salah satu karya langka dan istimewa dari Afandi, diantara Karya-karya istimewa lainya, namun Lukisan ini memiliki nilai falsafah hidup yang dalam, dimana setiap individu Manusia yang ada di Dunia ini terlahir sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainya seperti Malaikat, Jin, Hewan, Dll. Dimana kesempurnaan Manusia itu sendiri adalah terwujud karena adanya kelemahan terbesar yang dimiliki Manusia yaitu hawa nafsu yang cenderung berbuat untuk mengingkari kodrat sebagai makhluk yang sempurna, dan seringkali hawa nafsu digoda oleh berbagai bisikan-bisikan setan yang menyesatkan. Disini perwujudan dari bisikan-bisikan setan itu dilukiskan Afandi seperti sesosok Topeng-topeng yang berperan sebagai tokoh kejahatan dalam cerita-cerita Jawa.  Dan Topeng itu sendiri cenderung bukan wajah asli dari diri Manusia

Budidaya Ternak Itik Petelur |

  A.  LATAR BELAKANG    Itik dikenal juga dengan istilah bebek dalam  ( bahasa jawa )  nenek moyangnnya berasal dari amerika utara merupakan itik liar.(anas mascha)atau mild malard. terus menerus di jinakkan oleh manusia hingga jadilah itik dan di pelihara sekarang yang disebut aras demesticus (ternak itik). Jenis bibit unggul yang diternakan khususnya di  I ndonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal,itik mojosari,itik bali,itik cu 2000-ina.  Itik yang akan  saya  pelihara atau budidayakan adalah  jeni itik yang dibudidayakan  secara intensif atau yang lebih dikenal dengan pemeliharaan di lahan kering atau dikandangkan yang akan memberi keuntungan diantara itik tidak lagi di gembalakan di sawah untuk mencari makan sendiri.  pakan dan minum di sediakan di dalam kandang air untuk berenang itik di sediakan sehingga itik hanya memanfaatkan energi untuk memproduksi telur. Telur menjadi pilihan karena merupakan sumber protein hewani yang gampang terjangkau oleh masyarakat

Biografi Sunan Kalijaga

Joko Said dilahirkan sekitar tahun 1450 M. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban. Arya Wilatikta ini adalah keturunan dari pemberontak legendaris Majapahit, Ronggolawe. Riwayat masyhur mengatakan bahwa Adipati Arya Wilatikta sudah memeluk Islam sejak sebelum lahirnya Joko Said. Namun sebagai Muslim, ia dikenal kejam dan sangat taklid kepada pemerintahan pusat Majapahit yang menganut Agama Hindu. Ia menetapkan pajak tinggi kepada rakyat. Joko Said muda yang tidak setuju pada segala kebijakan Ayahnya sebagai Adipati sering membangkang pada kebijakan-kebijakan ayahnya. Pembangkangan Joko Said kepada ayahnya mencapai puncaknya saat ia membongkar lumbung kadipaten dan membagi-bagikan padi dari dalam lumbung kepada rakyat Tuban yang saat itu dalam keadaan kelaparan akibat kemarau panjang. Karena tindakannya itu, Ayahnya kemudian ‘menggelar sidang’ untuk mengadili Joko Said dan menanyakan alasan perbuatannya. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Joko Said untuk me