Pandangan humanistik tentang manusia intinya menolak pandangan Freut yang menyatakan manusia pada dasarnya tidak rasional, tidak tersosialisasikan, dan tidak memiliki control terhadap nasib dirinya sendiri. Sebaliknya Rogers, yang menokohi pandangan humanistic, berpendapat bahwa manusia itu memiliki dorongan untuk mengarakhan dirinya ketujuan yang positif: manusia itu rasional: tersosialisasikan dan untuk berbagai hal yang dapat menentukan nasibnya sendiri. Bila individu berada dalam suasana ( kondisi ) yang berkembang, maka individu itu akan mengarahkan dirinya untukmenjadi lebih maju dan positif.
Dengan demikian individu akan tercebas dari kecemasaan dan menjadi anggota masyarakat yang dapat bertingkah laku secara memuaskan. Selanjutnya Rogers ( 1961 ) mengemukakan gambaran pribadi manusia sebagai aliran atau arus yang terus menerus mengalir tanpa henti,sebagai sesuatu yang tidak pernah selesai. Hal ini berarti bahwa pribadi individu merupakan proses menjadi ( on becoming ) yang tidak pernah selesai dan tidak pernah sempurna.
Pandangan Adler ( 1954 ) tentang manusia tergolong ke dalam pandangan humanistik. Dalam kehidupannya manusia tidak semata-mata di bgerakan oleh rasa tanggung jawab social dan sebagian lagi oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
Secara keseluruhan pada dasarnya aliran humanisme menekankan pentingnya sasaran ( objek ) kognitif dan efektif pada diri seseorang serta kondisi lingkungannya. Apabila sesorang berhubungan dengan lingkungan sekitar maka persepsi orang itu tidak terlepas dari faktor-faktor subjektif. Oleh Karen itu upaya membelajarkan peserta didik perlu dilakukan dengan membantu tumbuhnya pengalaman belajar baru yang dirasakan manfaatnya oleh peserta didik.
Atas dasar sumber dan proses perkembangannya, terjadi penggunaan berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan. Untuk keperluan studi prikologis telah diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya. Yaitu: ( a ) motif primer atau motif dasar menunjuk pada motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering digunakan istilah drive. Golongan motif ini pun dibedakan lagi, yakni: ( 1 ) dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan dan istirahat dan ( 2 ) dorongan umum ( morgan’s general drive) dan motif darurat ( wodworth’s emergency motife ), termasuk didalamnya takut, kasih sayang, kegiatan ingin tahu dan kekaguman, termasuk dorongan untuk melarikan diri,menyerang, berusaha, dan mengejar dalam rangka mempertahankan dan menyelamatakan dirinya 9 motif-motif yang termasuk kedalam kategori primer tersebut pada umumnya terjadi secara natural. ( b ) motif skunder menunjuk pada motif yang berkembang dalam diri indifidu karena pengalaman dan dipelajari. Golongan ini termasuk antara lain: ( 1 ) takutyang dipelajari; ( 2 ) motif-motif sosial; ( 3 ) motif objektif dan interest; ( 4 ) maksud aspirasi dan ispirasi; ( 5 ) motif berprestasi.
Dengan demikian individu akan tercebas dari kecemasaan dan menjadi anggota masyarakat yang dapat bertingkah laku secara memuaskan. Selanjutnya Rogers ( 1961 ) mengemukakan gambaran pribadi manusia sebagai aliran atau arus yang terus menerus mengalir tanpa henti,sebagai sesuatu yang tidak pernah selesai. Hal ini berarti bahwa pribadi individu merupakan proses menjadi ( on becoming ) yang tidak pernah selesai dan tidak pernah sempurna.
Pandangan Adler ( 1954 ) tentang manusia tergolong ke dalam pandangan humanistik. Dalam kehidupannya manusia tidak semata-mata di bgerakan oleh rasa tanggung jawab social dan sebagian lagi oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
Secara keseluruhan pada dasarnya aliran humanisme menekankan pentingnya sasaran ( objek ) kognitif dan efektif pada diri seseorang serta kondisi lingkungannya. Apabila sesorang berhubungan dengan lingkungan sekitar maka persepsi orang itu tidak terlepas dari faktor-faktor subjektif. Oleh Karen itu upaya membelajarkan peserta didik perlu dilakukan dengan membantu tumbuhnya pengalaman belajar baru yang dirasakan manfaatnya oleh peserta didik.
Atas dasar sumber dan proses perkembangannya, terjadi penggunaan berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan. Untuk keperluan studi prikologis telah diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya. Yaitu: ( a ) motif primer atau motif dasar menunjuk pada motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering digunakan istilah drive. Golongan motif ini pun dibedakan lagi, yakni: ( 1 ) dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan dan istirahat dan ( 2 ) dorongan umum ( morgan’s general drive) dan motif darurat ( wodworth’s emergency motife ), termasuk didalamnya takut, kasih sayang, kegiatan ingin tahu dan kekaguman, termasuk dorongan untuk melarikan diri,menyerang, berusaha, dan mengejar dalam rangka mempertahankan dan menyelamatakan dirinya 9 motif-motif yang termasuk kedalam kategori primer tersebut pada umumnya terjadi secara natural. ( b ) motif skunder menunjuk pada motif yang berkembang dalam diri indifidu karena pengalaman dan dipelajari. Golongan ini termasuk antara lain: ( 1 ) takutyang dipelajari; ( 2 ) motif-motif sosial; ( 3 ) motif objektif dan interest; ( 4 ) maksud aspirasi dan ispirasi; ( 5 ) motif berprestasi.
Komentar