Langsung ke konten utama

Suzuki Axelo Penerus Shogun Lebih "Sporty"








 PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memperkenalkan Shogun Axelo dengan tampilan total baru di sela Media Gathering Surabaya, Rabu (5/1/2011). Bebek anyar ini diharapkan bisa memperkuat Suzuki di segmen cub (bebek) dan akan bersaing dengan Honda Supra 125 serta Yamaha Jupiter Z.
Bentuk batok dan lampu depan lebih sporty dengan desain dipisah oleh lampu kabut. Desain fairing (tameng) dan bodi samping membentuk garis tajam. Begitu juga knalpot dan lampu belakang tampil lebih segar.
Shogun Axelo masih menggunakan mesin 125 cc karburator CDI mirip dengan model lawas. Namun, Suzuki menambahkan teknologi engine balancer untuk meredam getaran mesin. Axelo diklaim lebih agresif, tapi hemat bahan bakar dengan jarak tempuh 46 kilometer untuk 1 liter bensin.
General Manager Marketing 2W Dept Head Setiawan Surya mengatakan, Axelo merupakan penerus dari Shogun dan ditargetkan 2011 terjual 130.000 unit. Axelo hadir dalam tiga varian dibandrol Rp 13,8 juta-Rp 15 juta on the road Jakarta.
"Model sebelumnya Shogun ada varian injeksi, tapi kali ini semuanya masih pakai karburator," ujar Setiawan.
Peluncuran resmi unit baru dilakukan 28 Januari 2011 di Jakarta, tetapi konsumen sudah bisa memesan unit di diler resmi.

sumber utama KOMPAS.com

di tempat durronn kerja juga sudah tersedia DI RJC (RAU JAYA CEMERLANG) NANGKA ]
atau di harapan raya....dan masih bnayk lagi..............
buruan hubunggi durronn minority..........

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lukisan Karya Affandi

Karya Lukisan sang Maestro Afandi yang berjudul "Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan" merupakan salah satu karya langka dan istimewa dari Afandi, diantara Karya-karya istimewa lainya, namun Lukisan ini memiliki nilai falsafah hidup yang dalam, dimana setiap individu Manusia yang ada di Dunia ini terlahir sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainya seperti Malaikat, Jin, Hewan, Dll. Dimana kesempurnaan Manusia itu sendiri adalah terwujud karena adanya kelemahan terbesar yang dimiliki Manusia yaitu hawa nafsu yang cenderung berbuat untuk mengingkari kodrat sebagai makhluk yang sempurna, dan seringkali hawa nafsu digoda oleh berbagai bisikan-bisikan setan yang menyesatkan. Disini perwujudan dari bisikan-bisikan setan itu dilukiskan Afandi seperti sesosok Topeng-topeng yang berperan sebagai tokoh kejahatan dalam cerita-cerita Jawa.  Dan Topeng itu sendiri cenderung bukan wajah asli dari diri Manusia

Budidaya Ternak Itik Petelur |

  A.  LATAR BELAKANG    Itik dikenal juga dengan istilah bebek dalam  ( bahasa jawa )  nenek moyangnnya berasal dari amerika utara merupakan itik liar.(anas mascha)atau mild malard. terus menerus di jinakkan oleh manusia hingga jadilah itik dan di pelihara sekarang yang disebut aras demesticus (ternak itik). Jenis bibit unggul yang diternakan khususnya di  I ndonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal,itik mojosari,itik bali,itik cu 2000-ina.  Itik yang akan  saya  pelihara atau budidayakan adalah  jeni itik yang dibudidayakan  secara intensif atau yang lebih dikenal dengan pemeliharaan di lahan kering atau dikandangkan yang akan memberi keuntungan diantara itik tidak lagi di gembalakan di sawah untuk mencari makan sendiri.  pakan dan minum di sediakan di dalam kandang air untuk berenang itik di sediakan sehingga itik hanya memanfaatkan energi untuk memproduksi telur. Telur menjadi pilihan karena merupakan sumber protein hewani yang gampang terjangkau oleh masyarakat

Biografi Sunan Kalijaga

Joko Said dilahirkan sekitar tahun 1450 M. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban. Arya Wilatikta ini adalah keturunan dari pemberontak legendaris Majapahit, Ronggolawe. Riwayat masyhur mengatakan bahwa Adipati Arya Wilatikta sudah memeluk Islam sejak sebelum lahirnya Joko Said. Namun sebagai Muslim, ia dikenal kejam dan sangat taklid kepada pemerintahan pusat Majapahit yang menganut Agama Hindu. Ia menetapkan pajak tinggi kepada rakyat. Joko Said muda yang tidak setuju pada segala kebijakan Ayahnya sebagai Adipati sering membangkang pada kebijakan-kebijakan ayahnya. Pembangkangan Joko Said kepada ayahnya mencapai puncaknya saat ia membongkar lumbung kadipaten dan membagi-bagikan padi dari dalam lumbung kepada rakyat Tuban yang saat itu dalam keadaan kelaparan akibat kemarau panjang. Karena tindakannya itu, Ayahnya kemudian ‘menggelar sidang’ untuk mengadili Joko Said dan menanyakan alasan perbuatannya. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Joko Said untuk me