Andai Qais tahu tentang hakikat cinta yang sebenarnya, tentunya ia tak kan pernah gila dengan kesemuannya..
Maka tak kan ada cerita si majnun dari negeri 1001 malam, yang digandrungi para pemuja cinta manusia...
Dan disimbolkan sebagai cinta sejati yang Menjeremuskan...
Bagaimana mungkin hal sedemikian gila disebut cinta sejati?
Andai Romeo tahu tentang hakikat cinta yang benar, tentu ia tak kan pernah meneguk racun untukakhiri hidup demi membuktikan cintanya..
Maka tak kan pernah ada cerita romeo-juliet jadi legenda, yang tersohor di seluruh penjuru dunia..
Dan lagi-lagi banyak kisah lagi, disebut sebagai cinta sejati.. Menjerumuskan...memilukan..
Bagaimana mungkin hal sedemikian grusa-grusu disebut cinta sejati?
Betapa banyak dari kita mengejar kesemuan saja, dalam hal apa saja..
Nabi saw menyederhanakannya dengan tiga sebutan “harta, tahta, wanita (lelaki,pen)”...
Harta, tahta, dan wanita, adalah komponen kehidupan yang diciptakan oleh Allah swt sebagai pengiring hidupmanusia...
Bukan hal yang haram untuk dimiliki, karena memang begitulah Allah Swt menetapkannya sebagai kesenangan hidup manusia...
Namun, ia haruslah bersesuaian dengan aturan-aturanNya. Jika tidak, maka tunggulah kehancurannya..Sungguh, adzabNya amat pedih..
Qais..menderita oleh cintanya, begitu jua tak jauh bedadengan Romeo.. Kasihan… Namun, yang paling patut dikasihani adalah ribuan bahkan jutaan manusia yang berkiblat pada mereka berdua..
Sebenarnya, hal baik apa yang ingin digali dari mereka?
Tentang kesetiaan?
Bukan.. bukan begitu caranya setia. Itu namanya egois..
Karena mereka tak lagi peduli pada yang lainnya..
Tentang kepahlawanan?
Pahlawan apa?
Pahlawan cinta?
Bukan..mereka bukan pahlawan cinta,tapi korban ke"majnunan"cinta..
Satu-satunya pelajaran berharga yang dapat dilihat dengan kisah mereka adalah: bahwa mereka telah gagal mengendalikan diri..
Itulah penyebab semua petaka dan ketidak nyamanan hidup cinta mereka yang memBUDAKI..
Qais, menderita oleh cintanya, begitu jua tak jauh bedadengan Romeo..
Ah… kalaupun ditelisik lebih dalam, bukan cinta penyebabnya, tapi mereka menderita oleh dirinya sendiri..
Qais tidak akan pernah gila, jika ia mampu mengendalikan diri..
Romeo tidak akan pernah meneguk racun, jika ia bisa mukhasabahi diri..
Sementara mengendalikan diri hanya bisa dilakukan oleh mereka yang kuat, dan cinta adalah milik mereka yang kuat, karena hanya orang-orang yang kuatlah yang mampu mencinta.. Karena mencinta berarti memberi, karena mencinta berarti menghidupkan, karena mencinta berarti menumbuhkan, karena mencinta berarti menjaga, karena cinta berarti setia dan berjuang dan berjuang bukan sekedar melawan maut atau bertindak bodoh membanggakan diri dengan akhiran maut, tanpa lebih dahulu berjuan…
Karya Lukisan sang Maestro Afandi yang berjudul "Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan" merupakan salah satu karya langka dan istimewa dari Afandi, diantara Karya-karya istimewa lainya, namun Lukisan ini memiliki nilai falsafah hidup yang dalam, dimana setiap individu Manusia yang ada di Dunia ini terlahir sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainya seperti Malaikat, Jin, Hewan, Dll. Dimana kesempurnaan Manusia itu sendiri adalah terwujud karena adanya kelemahan terbesar yang dimiliki Manusia yaitu hawa nafsu yang cenderung berbuat untuk mengingkari kodrat sebagai makhluk yang sempurna, dan seringkali hawa nafsu digoda oleh berbagai bisikan-bisikan setan yang menyesatkan. Disini perwujudan dari bisikan-bisikan setan itu dilukiskan Afandi seperti sesosok Topeng-topeng yang berperan sebagai tokoh kejahatan dalam cerita-cerita Jawa. Dan Topeng itu sendiri cenderung bukan wajah asli dari diri Manusia
Komentar