Rasa getir adalah bongkahan hidup tak terhindarkan..
Dimana kita harus melaluinya...
Dimana kita harus berusaha melewati
tanpa keluh kesah..
Itu adalah bagian dari rambu2 jalan kita..
Itu yang kita miliki, harus kita hadapi..
...dan bukan jalan lain apalagi pintasan..
Kita terlahir tuk menjalani...
Bukan mengingkari..
Kecuali berusaha tuk menghindari...
Tapi bukan bersikap bak pengecut dan bersembunyi..
Dan mari kita susuri jalan pilihan terbaik ini..
sesuai apa yang kita harap ratapi..
Kita pernah kecewa...
...dengan realita yang tak memihak pada hasrat jiwa
Kita pernah getir..
...dengan sayatan-goresan kepedihan
yang tak pernah berakhir..
Memang masih banyak harapan...
...dan pasti selalu ada harapan tuk lebih baik di ujung hilir..
Tapi kita tak bisa korbankan...
...masa depan yang kita impi rencanakan..
...hanya dengan sepotong peristiwa yang pernah mengoyak syndrom ke-egoisan..
Ini bukanlah permainan yang mudah di "main-mainkan"..
Tapi inilah bagian peran yang harus kita mainkan..
...dan fardhu 'ain hukumnya kita untuk tuai kemenangan..
Nirmala...
Belenggu kegagalan lalu pernah menjerat memperdaya kita..
Janganlah dijadikan trauma segudang
cerita tanpa aksara bahagia..
...yang barang tentu menjelma bagai belati tajam yang menghunus kepedihan..
Mengoyak jiwa Menghadirkan segenap luka..
...mengenang masa lalu dengan dendam tak terperikan..
...tanpa akhiran tanpa kebahagiaan..
...Dan tetesan air mata ini...
Tidak lebih bagai pelengkap skenario
sebuah sinema..
Dramatisasi kehidupan yang
mengeksploitasi jalan cerita..
Dan akhirnya bermuara pada terkoyaknya perasaan yang paling dalam dendam jiwa..
Aku disini terdiam...
...merasakan apa yang kau rasakan
...mendengarkan bisik hati yang kau
rahasiakan..
...bahkan setiap tetes air matamu yang meleleh ku rasai itu..
Disetiap dinding jiwaku..
Menelusuri lorong waktu dan relung jiwamu..
di setiap jengkal nafasku kibingkiskan Fatikhah ini untukmu..
...Dan kembali aku terdiam....
Serta berusaha memulai sesuatu dengan menyebut asma-Nya
...mengakhiri dengan pujian terindah
pada-Nya..
...menyerahkan segenap hasilnya dengan rasa syukur,ikhtiar,istiqamah & kepasrahan tanpa"menyerahkan"
Sabar dan tawakal hanya pada-Nya..
Dan, Lidahku enggan berhenti memanggilmu untuk kumengadu pada Allahku..
Karena hanya kamu saja yang kumau di pelengkap petualangan hidupku yang tinggal menghitung waktu..
Karya Lukisan sang Maestro Afandi yang berjudul "Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan" merupakan salah satu karya langka dan istimewa dari Afandi, diantara Karya-karya istimewa lainya, namun Lukisan ini memiliki nilai falsafah hidup yang dalam, dimana setiap individu Manusia yang ada di Dunia ini terlahir sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lainya seperti Malaikat, Jin, Hewan, Dll. Dimana kesempurnaan Manusia itu sendiri adalah terwujud karena adanya kelemahan terbesar yang dimiliki Manusia yaitu hawa nafsu yang cenderung berbuat untuk mengingkari kodrat sebagai makhluk yang sempurna, dan seringkali hawa nafsu digoda oleh berbagai bisikan-bisikan setan yang menyesatkan. Disini perwujudan dari bisikan-bisikan setan itu dilukiskan Afandi seperti sesosok Topeng-topeng yang berperan sebagai tokoh kejahatan dalam cerita-cerita Jawa. Dan Topeng itu sendiri cenderung bukan wajah asli dari diri Manusia
Komentar